Saturday, April 23, 2011

IndoInDVD : Minggu Pagi di Victoria Park

- Sisterhood in Adultness and Foreign Country -
Minggu Pagi di Victoria Park menjadi satu lagi dari deretan film bagus Indonesia yang sayangnya harus tenggelam dengan cepat dari layar bioskop. Meskipun sudah bekali-kali saya tekankan bahwa film ini sangat bagus dan layak tonton, entah mengapa banyak rekan sebaya saya yang enggan menonton film ini. Waktu saya berjalan berdua dengan teman saya,cukup ada perdebatan hangat antara menonton film ini atau Letters to Juliet, yang akhirnya kami memilih film kedua. Cukup menyesal memang dimana pada akhirnya saya dibuat terkagum-kagum akan kualitas film ini saat saya menontonnya melalui media dvd. Dikemas dengan rapih oleh Jive Collection, yang juga mengeluarkan Pintu Terlarang dan Fiksi, Minggu Pagi di Victoria Park kembali membuktikan bahwa sebuah film bagus, setidak komersil apapun itu, akan tetap bagus dan bertahan di tengah kerumunan film-film average yang dari luar negeri sekalipun.
Dengan harga relatif mudah dijangkau, film yang berkisah mengenai perjuangan Mayang (Lola Amaria) mencari adiknya Sekar (Titi Sjuman) yang terlibat hutangdi Hongkong, menjadi salah satu dvd yang patut anda koleksi. Jangan tanya bagaimana kualitas gambar dan suara yang dihasilkan oleh jive yang memang jagoan dalam memproduksi dvd lokal yang berkualitas. Gambar dihadirkan dengan jernih, sekualitas film-film HD dari negeri paman sam. Suaranya juga jelas dan konsisten. Hal lain yang juga patut menjadi pertimbangan anda adalah supplemen yang ada di dalamnya. Dilengkapi buklet dan fitur-fitur ekstra di dvd yang berlimpah, seperti 2 behind the scene berdurasi hampir 50 menit dan trailer-trailer, film ini menjadi semakin lengkap terutama dalam usahanya memanusiakan TKW di hongkong sana.
Satu yang menjadi ujung tombak film ini adalah kedewasaannya dalam membawakan cerita. Tidak ada drama yang intense, karakter yang dihadapkan dengan konflik terbesar sejagat raya atau pahlawan yang luar biasa ajaib. Cerita simpel ini dibawakan dengan tokoh-tokoh yang manusiawi, dengan permainan apik, yang membuat mereka menjadi hidup dan nyata. Layaknya manusia biasa, dan bagaimana mereka akan bertindak jika dihadapkan dengan situasi yang sama. Permainan Lola Amaria juga diimbangi dengan Titi Sjuman yang mau melepaskanimage glamournya dan bermain down-to-earth. Sungguh sebuah diamond in the rough, yang teramat sayang hilang di samudra film-film medioker seperti kuntilanak beranak pinak yang entah mengapa masih saja perawan sampai sekarang.

Film : 9/10
Video : 9/10
Sound : 9/10
Extra : 10/10
Verdict : 9.8/10

No comments:

Post a Comment