Wednesday, August 3, 2011

July Movie Kaleidoscope

Hello blog! Whew it has been ages since i post in here. I'm quite sorry for abandoning you but my personal and professional life has been quite a blast this past months. I got lots of job opportunity, had to take care for upcoming art event on my campus, and on top of that i finally launched my own clothing line. But that doesn't mean my passion for movie has gone. I'm kinda in a phase where i enjoy streaming anime weekly, and some several tv series rather than watching in the cinema. I reallyrecommend you guys check out this three anime No.6, Mawaru Penquindrum, and Dantalian no Shoka. They've got awesome animation, engaging story, and honestly, none of that silly japanese antics.

Back to movie, i only managed to watch 3 movies in the month of july 2011. Well, that's quite sad, but I guess I can't help but weep whenever I see the list of pictures that are showing each week. Anyway, i'll review those three in one post I called "kaleidoscope". On the side note, do pardon my attempt on writing in english, I'm not that good at it *chuckle*.
Insidious
Watched on July the 3rd at Anggrek XXI
Film Review : 8/10 (This movie was freaking awesome! The atmosphere was very chilling, and it build the tension very smoothly without any feeling of being rushed. The actors were believeable and sympathetic, and for once the characters aren't silly horror caricature. It was kind of a let down the film go downhill after the first hour for shifting to another character so suddenly and put a deus ex machina that is quite predictable. But overall this is a very nice horror flick, and the first one that actually make me shriek in a theater.....for three times)
Catatan Harian si Boy
Watched on 12th of July at Pondok Indah 1 XXI
Film Review : 8.5/10 (This is a very, very fresh Indonesian Movie. The dialogue was very gripping, clever, funny and touching at the same time. The writers actually managed to give a depth at every character. While only few of them work and become more than two dimensional character, the attempt are worth applauding considering some Indonesian movie actually relies on their characters antics rather than giving them some character development. The action scenes are not over the top and believeable, the story was cleverly interwoven and the movie itself was very enjoyable. It put a benchmark on how a good enjoyable movie can be made without involving half baked nudity, silly looking ghost, or melodramatic weepy teenage romance. It creates a new genre, which hopefully follows with a lot of movie that tries to live up to the quality this movie presented.)
Larry Crowne
Watched on the 23rd of July at La Piazza XXI
Film Review : 5/10 (Well that was a disappointment. I was hoping for a heartwarming romantic movie featuring simpathetic face and extraordinary sexy lip. What i got was a movie that tries to be heartwarming by simplifying things to the point of unrealistic, making every side-characters the "wise-man" by giving the protagonist a very preachy, wise way of life people can seek on the internet, and a romance build up by one kiss and no chemistry at all. Seriously, this movie is bad. I only get a few chuckle by the guy who looks like Bruno Mars and nothing else. Flat, boring, and forgettable.)

Thursday, June 2, 2011

Movie: Scream 4

- Just Migrate From Woodsboro Will Ya? -
Cukup mengejutkan proyek ini pada akhirnya mendapatkan lampu hijau dari para studio besar di Hollywood. Jarang film beranak pinak menjadi lebih dari 3 seri, terlebih genre horror. Semakin mengejutkan lagi, sebuah film horor seri keempat yang lolos masuk ke layar lebar dan tidak hanya untuk konsumsi dvd biasa. Padahal tidak ada dukungan dari aktor yang kuat, kecuali beberapa nama yang cukup terkenal sebagai bintang televisi, tapi tidak ada satupun nama aktor disini yang memiliki kredibilitas kuat sebagai bintang Hollywood. Lalu apa yang membuat film ini dianggap special dan mampu mengangkat nama seri "Scream" sekali lagi?
Sidney Prescott akhirnya harus kembali berhadapan dengan masa lalunya setelah ia menerbitkan buku untuk menandakan suksesnya ia melepaskan diri sebagai seorang korban. Kehidupan woodsboro yang semulanya tenang-tenang saja kembali kedatangan terror pembunuhan berantai bersamaan dengan momen kedatangan Sidney ke kota tersebut. Sebutan pembawa kematian sepertinya cocok disematkan kepadanya setelah satu persatu orang yang berada di dekatnya meninggal secara mengenaskan. Mampukah ia, bersama Dewey dan Gale menghentikan rangkaian pembunuhan ini sebelum terlambat
Seri Scream memiliki kekuatannya sendiri dalam menghadirkan rasa deg-degan luar biasa ketika penonton harus menonton bagaimana satu persatu karakter tewas mengenaskan. Hal ini cukup efektif di dua film pertama dimana thrill yang dihadirkan masih fresh. Demam Scream juga semakin mewabah di Indonesia setelah pemutaran kedua film tersebut di salah satu stasiun tv swasta. Film ketiganya mulai kehilangan amunisi tingkat keseraman karena banyaknya jumlah orang yang meninggal rupanya tidak urung malah menurunkan tensi film itu sendiri. Bagaimana dengan film keempat ini? Scream 4, ibarat sebuah mobil, berhasil membuang semua amunisi kesegaran yang dulu sempat dimiliki seri tersebut. Film ini tidak lagi mengandalkan kekuatan "deg-degan" yang akan diperoleh penonton, melainkan suara-suara seru yang membuat penonton kaget sesaat. Tidak ada yang benar-benar mengagetkan, atau bahkan membuat kita ketakutan di kursi penonton
Sesuai dengan tradisi seri-seri sebelumnya, seri ini berusaha menjadi "lebih pintar" dengan mengolok-olok kebiasaan bodoh yang dilakukan orang-orang di dalam sebuah film horror. Tapi lucunya, yang mengolok pun tidak pernah menunjukkan kepintaran mereka yang seharusnya sudah mengerti segalanya. Ketololan demi ketololan tetap mereka lakukan dan kali ini justru semakin parah. Karakter yang baru tidak memiliki karakterisasi yang kuat dan karakter-karakter yang lama bermain benar-benar seadanya. Yang benar-benar menggelikan adalah bagaimana polisi-polisi di kota tersebut amat sangat tidak dapat diandalkan dan bagaikan boneka yang menunggu orang-orang berikutnya meninggal. Kalau saya tinggal di kota itu, dalam hitungan detik saya akan bermigrasi. Tidak ada yang impresif sama sekali. Twist yang dihadirkan? Meskipun cukup mengejutkan, terkesan sangat maksa dan tidak logis. Tanpa adanya naskah yang fresh, akting yang meyakinkan, atau pembunuhan yang menegangkan, film ini gagal di semua sisi dan dengan sukses menjerumuskan seri "Scream" ke lembah film dengan sekuel sekuel murahan. Hanya adegan openingnya saja yang lumayan original, sayang tidak direalisasikan menjadi sebuah film.

Verdict: 5.5/10

Monday, April 25, 2011

Sneak-A-Poster 10

Summertime is coming up! Summer 2010 bukanlah musim yang terbaik untuk film-film yang berharap menjadi blockbuster. Tercatat hanya 6 film yang menembus angka 200 juta US$, Toy Story 3, Iron Man 2, Eclipse, Inception, Despicable Me dan Shrek Forever After. 4 diantaranya adalah sekuel dan 2 di antaranya adalah film animasi. Hanya Inception yang berhasil menjadi breakthrough movie dan menolong tahun 2010 yang mengalami banyak sekali flop dan perolehan box-office yang mengecewakan. Summer 2011 tidak kalah ber-hype dan seru. Cukup banyak judul yang harus diperhitungkan beberapa bulan ke depan. Berikut adalah beberapa di antaranya:
X-Men: First Class
June 3, 2011
Cast: James McAvoy, Michael Fassbender
Movie Thoughts: 6/10 (Franchise X-Men selalu menjanjikan sebuah film aksi seru yang dihiasi berbagai macam spesial efek meriah dan chemistry yang kuat dari para karakternya yang sudah kita kenal dengan sangat. Di rebootnya franchise ini dengan cast-cast yang baru membawa kekhawatiran akan flop yang bisa saja terjadi. Sejujurnya, hal itu bisa saja terjadi melihat tidak adanya bintang yang benar-benar qualified untuk menyerap jutaan dollar di film ini. Spin-off wolverine juga tidakterlalu sukses dibandingkan tiga film sebelumnya. Bagaimana nasib film ini ke depan? We'll see)
Poster Thoughts: 7/10 (Almost but not quiet. Karakternya terlihat kaku dan tidak natural. Meski begitu, kostum jadul X-Men menjadi nice touch dan sentuhan warna hitam biru membuat poster ini terlihat lux dan stylish.)
Fast Five
April 29, 2011
Cast: Paul Walker, Vin Diesel
Movie Thoughts: 6.5/10 (Full of testoterone, fast-paced dan pastinya menantang adrenalin kita, jangan berharap banyak dari segi storyline dan harapkan sebuah tontonan popcorn movie seru yang akan menghibur anda 2 jam ke depan.)
Poster Thoughts: 6/10 (Standar dan flat, cukup menonjolkan para cast utamanya tetapi tidak menceritakan banyak. Gayanya yang old-style juga cukup menarik meskipun tidak benar-benar stand out.)
The Hangeover: Part II
May 26, 2011
Cast: Bradley Cooper, Ed Helms
Movie Thoughts: 7/10 (Raunchy, raunchy, raunchy. Itulah 3 kata yang tepat untuk mendefiniskan film sebelumnya. Tetapi filmnya juga stand out, lucu dan all-out. Expect the same from her, more and more guilty pleasure.)
Poster Thoughts: 7/10 (Again.cukup standar dan menunjukkan keadaan "hangover" dari semua karakternya. Nuasna kuning yang panas juga mengaksentuasikan keadaan Bangkok yang identik dengan suasana panas dan tropikal.)
Harry Potter and the Deathly Hallows Part Two
July 15, 2011
Cast : Daniel Radcliffe, Emma Watson
Movie Thoughts: 7.5/10 (Part 1 adalah sebuah build up yang solid untuk pertarungan terakhir di antara Voldemort dan Harry. Harapan besar tentunya dimiliki oleh semua orang agar David Yates bisa menutup seri ini dengan segemilang atau setidaknya, sebagus 2 film pertama.)
Poster Thoughts : 8/10 (Cukup simpel namun juga efektif dan dramatis. Siapa yang sedang memegang tongkat juga cukup ambigu dan semakin membuat orang penasaran akan semegah apa pertarungan terakhir di antara Harry cs dan Voldemort itu akan terjadi.)
Green Lantern
June 17, 2011
Cast: Ryan Reynolds, Blake Lively
Movie Thoughts: 7.5/10 (Bersama dengan Thor dan Captain America, Green Lantern adalah satu lagi superhero baru yang diharapkan akan beranak dan menghasilkan banyak franchise. Cukup rawan melihat karakternya yang tidak terlalu dikenal publik di luar Amerika Serikat dan Eropa, namun dukungan dari Ryan Reynolds yang juga sedang naik pamor bisa menjanjikan sebuah kesuksesan yang mungkin medioker sekalipun, ke film ini.)
Poster Thoughts: 8/10 (Cukup banyak yang ditunjukkan di poster ini, termasuk kekuatan magis dari si Green Lantern dan setting futuristik yang juga magical dan exciting. Cukup keren meskipun tidak ada yang benar-benar stand out.)
Transformers: Dark of The Moon
July 1, 2011
Cast: Shia LaBeouf, Josh Duhamel
Movie Thoughts: 5.5/10 (Kemungkinan besar hanya akan menonton seliweran di dvd, seri transformers entah mengapa berhasil dengan sukses membosankan saya di bioskop. Tidak perlu ditanya lagi betapa suksesnya film keduanya secara kualitas. Perginya Megan Fox cukup banyak mengurangi kualitas karakterisasi di filmnya sendiri. Sungguh tidak besar ekspektasi saya melihat target pangsa pasar mereka adalah anak kecil, mumpuni dengan kesempatan mempromosikan mainan dan merchandise kemana-mana.
Poster Thoughts: 6/10 (Suasana kota yang hancur, orang yang bingung, robot yang besar, benar-benar orisinil! Yeah, right..... Posternya standar, flat dan terlebih lagi para pemainnya benar-benar ditempel dengan kasar dan tidak realistis.)
Captain America: The First Avenger
July 22, 2011
Cast: Chris Evans, Hugo Weaving
Movie Thoughts: 7/10 (Salah satu gamble terbesar summer ini. Cerita dari Captain America cukup segmented karena fanbasenya besar di Amerika sana. Castnya juga didominasi oleh laki-laki yang kebanyakan besar adalah aktor kelas B ke atas yang belum benar-benar memiliki fanbase besar dan popularitas tinggi. Hanya Chris Evans satu-satunya yang cukup sering terdengar dan bahkan film superheronya terakhir, Push, mengecewakan semua orang. Selain itu tidak adanyalead wanita yangkuat membuat film ini semakin segmented untuk para fanboys tertentu saja. Sebagus apakah filmnya nanti?)
Poster Thoughts: 9/10 (Probably the best of the bunch. Dramatis juga simpel dan keren. Chris Evans terlihat sangat macho tapi juga murung dan menarik simpati. Suasana gray yang gloomy dan serpihan-serpihan debu kebakaran yang notabene ada di tempat perang makin membawa kesan misterius dan gloomy di poster ini.)

Saturday, April 23, 2011

IndoInDVD : Minggu Pagi di Victoria Park

- Sisterhood in Adultness and Foreign Country -
Minggu Pagi di Victoria Park menjadi satu lagi dari deretan film bagus Indonesia yang sayangnya harus tenggelam dengan cepat dari layar bioskop. Meskipun sudah bekali-kali saya tekankan bahwa film ini sangat bagus dan layak tonton, entah mengapa banyak rekan sebaya saya yang enggan menonton film ini. Waktu saya berjalan berdua dengan teman saya,cukup ada perdebatan hangat antara menonton film ini atau Letters to Juliet, yang akhirnya kami memilih film kedua. Cukup menyesal memang dimana pada akhirnya saya dibuat terkagum-kagum akan kualitas film ini saat saya menontonnya melalui media dvd. Dikemas dengan rapih oleh Jive Collection, yang juga mengeluarkan Pintu Terlarang dan Fiksi, Minggu Pagi di Victoria Park kembali membuktikan bahwa sebuah film bagus, setidak komersil apapun itu, akan tetap bagus dan bertahan di tengah kerumunan film-film average yang dari luar negeri sekalipun.
Dengan harga relatif mudah dijangkau, film yang berkisah mengenai perjuangan Mayang (Lola Amaria) mencari adiknya Sekar (Titi Sjuman) yang terlibat hutangdi Hongkong, menjadi salah satu dvd yang patut anda koleksi. Jangan tanya bagaimana kualitas gambar dan suara yang dihasilkan oleh jive yang memang jagoan dalam memproduksi dvd lokal yang berkualitas. Gambar dihadirkan dengan jernih, sekualitas film-film HD dari negeri paman sam. Suaranya juga jelas dan konsisten. Hal lain yang juga patut menjadi pertimbangan anda adalah supplemen yang ada di dalamnya. Dilengkapi buklet dan fitur-fitur ekstra di dvd yang berlimpah, seperti 2 behind the scene berdurasi hampir 50 menit dan trailer-trailer, film ini menjadi semakin lengkap terutama dalam usahanya memanusiakan TKW di hongkong sana.
Satu yang menjadi ujung tombak film ini adalah kedewasaannya dalam membawakan cerita. Tidak ada drama yang intense, karakter yang dihadapkan dengan konflik terbesar sejagat raya atau pahlawan yang luar biasa ajaib. Cerita simpel ini dibawakan dengan tokoh-tokoh yang manusiawi, dengan permainan apik, yang membuat mereka menjadi hidup dan nyata. Layaknya manusia biasa, dan bagaimana mereka akan bertindak jika dihadapkan dengan situasi yang sama. Permainan Lola Amaria juga diimbangi dengan Titi Sjuman yang mau melepaskanimage glamournya dan bermain down-to-earth. Sungguh sebuah diamond in the rough, yang teramat sayang hilang di samudra film-film medioker seperti kuntilanak beranak pinak yang entah mengapa masih saja perawan sampai sekarang.

Film : 9/10
Video : 9/10
Sound : 9/10
Extra : 10/10
Verdict : 9.8/10

Tuesday, April 19, 2011

Actorrial : Cate Blanchett for T Magazine

- Happy Diva -
T Magazine Summer Women's 2011
"Vanishing Act"
Photographer: Cass Bird
Fashion Editor: Vanessa Traina
Hair by Robert Vetica for Moroccanoil at the Magnet Agency
Makeup by Jeanine Lobell for Kevyn Aucoin at the Magnet Agency

On romance: “Don’t you think like most things, like comedy, like sex, like anything, it’s about timing? I think we collided with each other,” she adds, referring to her husband, “at what turned out to be the perfect time. We knew each other socially and we didn’t get on and we played poker one night and I don’t know how we ended up kissing but we did and he asked me to marry him about three weeks later and we got together in the same spirit.”
" Maybe I’ve got a lack of consequence, a healthy lack of consequence.”
On fame: “I’m constantly humbled,” she says. “Just at the moment when you think, I’ll call and get a table at this restaurant, they’re always like, ‘Who?’ So whenever you try and pull that out, it never works. People are always saying they loved me in ‘Titanic.’ ”
Cate Blanchett, salah satu artis hollywood yang berhasil menyeimbangkan kegemilangan kehidupan pekerjaannya dengan kesuksesan keluarganya. Bisa dilihat, dia adalah wanita yang sangat rendah hati dan tidak penuh dengan drama. Tidak perlu memakai baju aneh dan skandal untuk mendapatkan pengakuan, Cate membuktikan dirinya dengan performa akting yang gemilang dan personality yang likeable. And she can take pretty pictures too, what a perfect woman!

Saturday, April 16, 2011

Gelas FISIP: Film final day

- Pop the Corn! -
Gelas FISIP: Film pertamapun harus sampai pada hari penghujungnya. 7 April 2011 merupakan hari puncak dari rangkaian acara Gelas FISIP: Film pertama ini. Pada hari ini, warga fisip dan UI pada umumnya mendapatkan kesempatan untuk menonton film Petualangan Sherina bersama. Mengapa Petualangan Sherina? Sesuai dengan tema acara yaitu kebangkitan yang diapresiasi, Petualangan Sherina merupakan film yang menandakan kebangkitan perfilman modern Indonesia. Film sarat moral ini turut ambil andil dalammenghangatkan lahan perfilman Indonesia yang sangat kering saat itu. Disusul AADC dan Jelankung, Petualangan Sherina meupakan garis start baru menuju track panjang dengan garis finish yang belum terlihat. Pada akhir film,para mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk berdiskusi dengan RIRI RIZA. Tentunya tanya jawab dengan salah satu sineas terbaik Indonesia tidak dilewatkan begitu saja.
Suasana diskusi menjadi sangat meriah saat mas Riri menjawab setiap pertanyaan dari moderator dan penonton dengan sigap, to the point, dan memuaskan. Belum lagi dengan spoiler proyek terbarunya, Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer yang sedang dalam proses pra-produksi. Sungguh diskusi yang memuaskan! Puncak dari rangkaian acara selama 4 hari ini ada di layar tancap bersama di PLAZA FISIP UI. Menonton film pertama warkop DKI dan film suzzana di malam jumat sungguh menjadi memori yang tidak akan mudah dilupakan. Terima kasih kepada setiap orang yang turut menyukseskan acara ini! Doakan rangkaian acara ini dpaat menjadi rutinitas yang ikut mendukung perfilman Indonesia ke depannya. Ayo majukan perfilman indonesia bersama, kawula muda!
- PO Acara, Batara dengan Riri Riza-
- Mas Riri menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada dengan ramah-
- Sungguh kesempatan yang tidak boleh dilewatkan! -
- Ingat Popcorn besar itu? Sekarang dia menjual makanan! -
- Nonton Warkop bareng! -
- Suzzana di malam jumat? Hmmmm -
- Cinta terakhir yang menjadi true hero acara ini, Santi -
- Jipi (Konsumsi), Kiki (Bendahara), dan Alin (HPD) -
- Pointing at the Stars! -
- Gw dan Batara yang grogi mau salaman dengan Mas Riri -
- Nyempil di pinggir panggung untuk mendapatkan best-view tentunya -

Dengan begitu rangkaian acara Gelas FISIP: Film pertama berakhir! We did it guys! Gelas FILM! SURPLUS!

Friday, April 15, 2011

Actorrial - Girls of Glee for Marie Claire

- Pretties in Blue -
On Michelle
You famously got into a car accident on the way to your Glee audition, ditched the rental, and ran to the Fox lot anyway. Were you at all afraid they would think you were nuts?
I was more afraid that they'd think I was using that as an excuse for being late. Because at first they were like, "Oh, my God, are you OK?" But after a while they were joking, "So that 'car crash' you were in ..." I literally had chunks of glass that I pulled from my hair and put on the table. I look back on that day and think, I can't believe I did that. I left the car on the side of the road. But something came over me.
How many tattoos do you have?
I have 10, but they're tiny: a gold star for Rachel, one for Spring Awakening, the butterfly on my back is for my mom, another on my foot is for my cousins, and Kevin and Jenna and I have "Imagine." The day I got my newest one — it won't be my last — I texted Kevin, "At the tattoo parlor," and he replied, "We just got here. Where are you?" And I said, "I'm in New York. Where are you?" And he goes, "At the tattoo parlor in L.A." We'd randomly gone on the same night
On Agron
Walking into my Glee audition …
I'd gotten a callback that said, "Please come back, wear something sexy" — not my forte — "and have straight hair." I had an hour to get there from another audition, and I was wearing the same vintage dress — my go-to audition outfit that week — but I bought a straightener that I used in a Starbucks bathroom. For the next callback, I got to the studio early to warm up with vocal exercises in the parking lot. I went into the office, but no one was around. Later, I found out they saw that I checked in an hour before at the gate, so they're calling my agent: "Is she lost?" and my agent is calling me, but my phone was locked in the car. Finally, someone finds me, has me sign a form, and says, "You start in two days." I thought I was being punk'd.

You've been campaigning heavily for Christopher Walken to be a guest star — why him?
People always expect us to say Justin Timberlake. But I always go back to Walken's Fatboy Slim video. A rivalry between him and Jane Lynch would be fabulous
.
On Amber
How does Glee make you feel?
Unstoppable. In high school, I had to write a bucket list. Meeting the president, being on Oprah, and going to — not being nominated for — the Grammys were on my list. And I've done all of that through Glee. Standing on the White House balcony last year to sing the National Anthem next to Obama, I couldn't look at my castmates — those idiots on the lawn — because they were so excited for me, they were bawling. [laughs] I flew home the next day and swore the plane would crash. I was like, "That's it! What else is there left to do?"
Greatest personality divide between you and Mercedes?
Mercedes and I share confidence, but I would never dress that way! I love color, but all the sneakers and neon and jewelry that she wears? I also never had her insecurities about weight — I was skinny in high school — but I love that now I get to show girls how to be comfortable with their bodies.

Mengikuti jejak cowok-cowok yang tampil di teen vogue, cewek-cewek ini juga enggak mau kalah! Lea Michelle sudah membuktikan dirinya yang tidak susah lagi berpose superstar dan editorial. Dianna Agron tampil manis dan age appropriate, terutama dengan image dirinya sebagai the next big thing meskipun I Am Number Four gagal dipasaran. Amber Riley belum mendapatkan sorotan di karirnya di luar Glee, meskipun begitu ia tetap tampil paling fresh, approachable dan supel. A good threefeat!